Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
March 15, 2024 5 min read
Parenting adalah pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak. Pola parenting ini nantinya bisa berpengaruh terhadap banyak aspek dalam kehidupan anak hingga ia dewasa, mulai dari sisi akademik, kesehatan mental, pola hidup, hingga kehidupan sosialnya. Demi kebaikan si kecil di masa mendatang, simak jenis parenting di sini!
Saat menjadi orang tua wajar kalau kita ingin memberi pola asuh yang terbaik untuk masa depan anak. Sayangnya, sebagian orang tua ada yang mengalami didikan kurang menyenangkan, sehingga tidak ingin hal buruk terulang kembali pada anak-anaknya. Tak jarang kondisi ini membuat orang tua kebingungan memilih dengan gaya pola asuh yang terlalu strict atau layaknya teman dengan anak.
Sekadar informasi, didikan atau pola asuh orang tua inilah yang dinamakan parenting. Setiap orang tua membutuhkan pola asuh yang tepat untuk membesarkan anak menjadi pribadi yang tangguh, jujur, baik, dan pandai bersosial di masa mendatang.
Seperti yang dikutip dari American Psychological Association, 3 tujuan utama parenting adalah memastikan kesehatan dan keselamatan anak, menyebarkan nilai-nilai budaya, maupun mempersiapkan kehidupan anak sampai tumbuh dewasa. Oleh karena itu, menentukan gaya parenting sangat penting, Mam! Berikut ini penjelasan seputar parenting untuk Mama ketahui.
Berbicara soal jenis parenting, Mama sudah pernah melihat gaya parenting apa saja? Adakah gaya parenting yang berpusat pada orang tua atau justru berpusat pada anak? Supaya tidak bingung lagi, berikut ini jenis-jenis parang yang telah diidentifikasi para peneliti.
Salah satu jenis parenting anak yang dianggap ideal adalah authoritarian atau otoriter. Gaya pengasuhan berpusat pada orang tua sebagai pengendalinya. Orang tua berhak membuat peraturan maupun konsekuensi jika anak melanggarnya.
Dilansir dari laman Very Well Mind, seorang psikolog Diana Baumrind mengatakan, orang tua dengan gaya otoriter menaruh ekspektasi tinggi dengan anak. Bahkan, orang tua dengan tipe ini mudah berteriak di depan anak atau memberi hukuman fisik yang menyakitkan.
Tidak hanya itu, orang tua dengan pola parenting otoriter umumnya tidak sabaran dan kurang mempercayai anak. Itulah mengapa, gaya otoriter menyebabkan anak ketakutan, susah bersosialisasi, dan kurang percaya diri saat bersosialisasi dengan masyarakat. Parahnya lagi, anak yang sudah tidak kuat dengan peraturan dan hukuman orang tua sangat mudah memberontak. Mama pasti tidak ingin hal ini kan?
Jenis parenting ini dikenal lebih demokratis adalah otoritatif. Tipe parenting otoritatif dikenal lebih ideal karena menggabungkan kehangatan dan tetap memegang kendali anak. Gaya asuh ini mengajarkan kita untuk menjaga komunikasi dua arah atau mendengarkan pendapat. Namun tetap diingat, orang tua sebagai pengambil keputusan utamanya.
Dilansir dari laman Mayo Clinic, anak yang dibesarkan dengan parenting otoritatif cenderung lebih percaya diri, bertanggung jawab, berwibawa, dan mampu mengelola emosi dengan baik. Selain itu, anak juga memiliki karakter ramah, ingin tahu, dan berorientasi dengan prestasi.
Tipe parenting yang memberi keleluasaan pada anak adalah permisif. Orang tua seolah-olah bersikap sebagai teman dekat anak dan jarang memberi aturan ketat atau hukuman. Pada umumnya, orang tua akan membebaskan anak melakukan apapun yang mereka inginkan, termasuk mengonsumsi makanan yang disukai sepuasnya.
Namun sayangnya, dilansir dari laman Parents, jenis parenting ini kurang mendisiplinkan anak, sehingga anak kurang bertanggung jawab, mudah cemas, sulit mengambil keputusan, hingga kurang mandiri. Selain itu, anak yang dibesarkan oleh orang tua permisif rentan mengalami masalah kesehatan seperti obesitas, hal ini karena bebasnya asupan makan anak.
Mama sudah pernah mendengar jenis parenting uninvolved atau acuh tak acuh belum? Pada umumnya, pola parenting ini tidak memperhatikan kebutuhan anak dan tidak ingin terlibat dengan kehidupan mereka.
Ciri-ciri parenting acuh tak acuh terlihat pada orang tua yang tidak pernah bertanya bagaimana keadaan sekolah atau pekerjaan anak di rumah. Selain itu, orang tua tidak mau tahu siapa saja teman anak dan di mana posisi anak saat tidak bersama orang tua.
Pola parenting acuh tak acuh tidak ada dengan sendirinya, Mam. Dilansir dari laman Mayoclinic, penyebab orang tua tidak peduli dengan anak adalah faktor kesehatan mental, masalah keluarga, bekerja sampai larut malam, atau menjadi orang tua tunggal.
Lalu apa dampak dari anak yang kurang kasih sayang orang tua? Kurangnya perhatian dan figure orang tua membuat anak sulit mengendalikan emosi, mempertahankan hubungan sosial, mudah insecure, dan berisiko mengalami gangguan mental. Oleh karena itu, orang tua harus mewaspadai tipe parenting ini!
Setelah mengetahui jenis parenting, mungkin Mama sudah membayangkan tipe mana yang harus kita hindari. Pada intinya, Mama perlu menghindari perilaku yang mencerminkan toxic parenting, diantaranya terlalu mengontrol anak, egois, emosional, manipulatif, atau justru tidak mempedulikan anak.
Disadari atau tidak, toxic parenting dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Apabila anak tidak mencontoh yang baik, dia mudah membelok atau terjerumus pada pergaulan yang tidak baik. Selain itu, kebiasaan terlalu menekan anak juga menyebabkan anak memberontak atau tidak ingin diatur-atur lagi.
Sebaliknya, Mama dapat memberikan positive parenting atau pola asuh yang mengutamakan hubungan dua arah, antara orang tua dan anak. Hal ini selaras dengan gaya parenting otoritatif yang memberi kesempatan anak untuk mengutarakan pendapat atau keinginannya, namun keputusan utama tetap di tangan orang tua.
Perlu Mama ketahui, parenting yang baik dapat membentuk si kecil menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab. Bahkan, di masa mendatang nanti, dia mampu menunjukan interaksi maupun kerja sama yang baik dengan orang lain. Oleh karena itu, positive parenting ini dapat Mama terapkan bila ingin mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Mintly tahu, mendidik seorang anak bukanlah hal yang mudah. Pasalnya, setiap anak mempunyai watak, karakter, dan sifat yang berbeda-beda. Namun tenang saja, berikut Mintly rekomendasikan tips parenting untuk Mama.
Salah satu didikan yang baik untuk anak adalah memberi cukup perhatian. Mama perlu menjalin komunikasi dan menunjukkan kasih sayang agar si kecil merasa diperhatikan, sehingga dia tidak mencari perhatian di luar keluarga.
Tips parenting yang tak kalah penting adalah membangun kepercayaan diri si kecil. Mama dapat membantu si kecil mengenali kelebihan maupun kekurangan yang dia miliki, hal ini untuk membantu si kecil mudah mengenali jati dirinya. Selain itu, kepercayaan diri dapat membantu si kecil mengelola emosi hingga masalah yang cukup sulit bagi dirinya.
Cara mendidik anak berikutnya adalah menjadi tauladan yang baik. Perlu Mama ketahui, si kecil akan belajar dari orang terdekatnya, termasuk orang tua. Untuk mencegah si kecil lebih agresif atau mudah marah, pastikan Mama tidak meledak-ledak di depannya atau mendiamkan si kecil. Akan lebih baik jika Mama menunjukkan keramahan, toleransi, kebaikan, hingga kejujuran yang akan ditiru anak.
Tips mendidik anak yang lain adalah menetapkan batasan atau pendisiplinan. Mama dapat menetapkan peraturan khusus untuk mengendalikan diri si kecil, contohnya tidak boleh menonton TV berlebih, makan manis berlebih, hingga menyakiti orang lain.
Tak hanya orang dewasa saja yang membutuhkan pujian, si kecil juga membutuhkan pujian tulus agar dia merasa dihargai. Sebagai orang tua, berikan pujian positif atas kerja keras anak melakukan suatu kegiatan yang Mama minta. Beberapa contohnya adalah makan sendiri, membersihkan alat makan, maupun mengganti baju sendiri.
Mungkin jarang disadari sebagian orang tua, memberikan screen time berlebih tidak baik untuk kesehatan mental dan fisik anak. Beberapa kemungkinannya adalah anak menjadi mudah tantrum, kecanduan HP, dan tulangnya terlihat membungkuk. Oleh karena itu, pastikan si kecil tidak bermain HP lebih dari 2 jam setiap harinya.
Tips parenting berikutnya adalah menunjukkan cinta setulusnya pada si kecil. Sebagai orang tua, Mama berhak mengoreksi maupun membimbing si kecil agar tetap di jalan yang benar. Oleh karena itu, buktikan cinta Mama dengan memberi semangat, disiplin, dan memberi waktu kebersamaan dengan si kecil.
Tak hanya mempersiapkan gaya parenting yang baik untuk anak, demi mendukung 1000 hari pertama kehidupan (HPK) si kecil, pastikan Mama memilih produk perawatan yang tepat. Salah satunya adalah produk perawatan Gently yang memiliki formula lembut dan didominasi oleh bahan alami yang berkualitas premium.
Hebatnya lagi, rangkaian produk dari Gently sudah teruji secara klinis dan aman untuk kulit bayi yang lebih sensitif. Pada intinya, Gently mengerti dan ingin menjawab kebutuhan Mama untuk menemani tumbuh kembang si kecil agar tetap sehat dan terhindar dari iritasi. Demi kebahagian si kecil, ketahui dan dapatkan produk Gently di sini!
Sumber:
https://www.verywellmind.com/what-is-authoritarian-parenting-2794955
https://www.apa.org/topics/parenting
https://www.parents.com/parenting/better-parenting/style/parenting-styles-explained/
https://kidshealth.org/en/parents/nine-steps.html
https://mcpress.mayoclinic.org/parenting/what-parenting-style-is-right-for-you/