Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
August 26, 2024 4 min read
Anak hiperaktif adalah anak yang memiliki banyak energi atau tidak bisa diam. Anak yang terdiagnosis hiperaktif tidak bisa kita diamkan begitu saja karena dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Sebelum mendiagnosis hiperaktif pada anak, Mama dapat menyimak beberapa ciri-cirinya di sini!
Memiliki anak hiperaktif menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Apalagi, hiperaktif adalah karakter anak yang terlalu aktif dan sulit dikendalikan. Anak dengan kondisi ini umumnya sulit fokus dan konsentrasi saat melakukan kegiatan. Tak jarang, mereka juga lebih suka jalan-jalan atau mengganggu temannya daripada duduk tenang selama beberapa menit.
Apakah karakter hiperaktif berbahaya bagi anak? Kalau anak masih bisa dikendalikan sebenarnya tidak berbahaya, Mam. Namun, kalau aktivitas berlebih sudah mengganggu kesehatan dan kenyamanan orang lain, kita perlu melakukan pengawasan lebih ketat. Akan lebih baik lagi kalau Mama melakukan konsultasi terkait perilaku si kecil yang lebih dari anak seusianya.
Sebagai tambahan informasi, dilansir dari laman UGM, seorang Psikolog dari Fakultas Psikologi UGM, Dr. MG Adiyanti, MS mengatakan jika anak hiperaktif bukan anak bodoh. Mereka hanya tidak pandai konsentrasi dan berisiko gagal mengerjakan tugas yang terstruktur. Apalagi, sekitar 10% anak usia sekolah dasar di Indonesia mempunyai perilaku hiperaktif ini.
Untuk memberikan penanganan yang tepat, simak penjelasannya di artikel ini, ya!
Memiliki anak hiperaktif terkadang membuat kita capek sendiri. Pasalnya, si kecil hampir tidak bisa diam sepanjang hari. Seakan-akan energi si kecil tidak ada habisnya. Tak jarang, sebagai orang tua, kita lebih mudah tersulut emosi. Sebelum mengetahui ciri-ciri anak hiperaktif, Mama dapat mengetahui beberapa penyebabnya di sini!
Siapa bilang anak tidak stres? Kondisi ini biasa terjadi saat anak harus beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cukup drastis, baik di lingkungan sekolah maupun tempat dia tinggal.
Stres juga bisa disebabkan oleh kondisi rumah yang kurang nyaman bagi si kecil. Jarang disadari orang tua, hal tersebut membuat si kecil ingin melampiaskan emosi lewat berbagai kegiatan yang terkesan tidak mau diam.
Penyebab anak hiperaktif berikutnya adalah gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Bagi yang belum tahu, ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan si kecil berperilaku impulsif dan hiperaktif, hingga membuatnya sulit memusatkan perhatian pada suatu hal.
Penyebab ADHD sendiri sudah tahu belum? Kebanyakan orang mengira gangguan perilaku ini disebabkan oleh screen time atau paparan layar berlebih, ada juga yang mengira karena pola asuh yang buruk.
Dilansir dari laman Kids Health, ternyata ADHD sebagian besar diwariskan dari orang tua. Risiko ADHD lebih besar apabila anak lahir dengan kondisi prematur, terpapar lingkungan yang buruk, dan ibu menggunakan obat-obatan terlarang saat kehamilan.
Setelah mengetahui beberapa penyebab hiperaktif, Mama perlu mengetahui jika masalah perilaku ini berhubungan kondisi mental anak. Untuk memudahkan diagnosis Mama, berikut ini beberapa ciri-ciri anak yang mengalami hiperaktif.
Salah satu ciri-ciri anak hiperaktif adalah kurangnya perhatian atau kesulitan dalam berkonsentrasi dan menentukan fokus. Dilansir dari laman NHS, 2-3 dari 10 orang dengan kondisi hiperaktif mengalami gangguan konsentrasi dan fokus. Makanya, kalau si kecil mudah teralihkan saat bermain, Mama perlu hati-hati. Gejala lain seperti tidak mampu menyelesaikan tugas yang diberikan orang tua atau guru sampai selesai.
Ciri-ciri anak hiperaktif berikutnya adalah tidak mau duduk diam di tempat. Kalau pun mau duduk, si kecil akan mengetuk-ngetukkan tangan dan kaki, atau menggeliat di antara kursi. Kalau sudah bosan, si kecil akan berlari-larian atau memanjat benda yang ada di sekitarnya.
Jarang disadari orang tua, ciri-ciri anak hiperaktif terlihat dari kebiasaan menyela atau memberikan jawaban tiba-tiba. Misalnya, saat orang lain sedang asyik berbicara, anak hiperaktif bisa nimbrung atau menyela obrolan tersebut. Kalau dibiarkan, terkadang hal seperti ini mengganggu kenyamanan orang lain.
Tak kalah penting untuk Mama ketahui, tanda anak hiperaktif terlihat dari kebiasaan mengganggu teman-temannya yang sedang bermain atau beraktivitas. Anak dengan kepribadian seperti ini biasanya sulit menunggu giliran dan tidak mau bermain dengan tenang.
Tak perlu cemas berlebih ketika anak mengalami ciri-ciri hiperaktif. Mulai sekarang, Mama dapat melakukan beberapa cara untuk mengurangi risiko maupun mencegah hal yang lebih parah, seperti berikut ini.
Salah satu cara mengatasi anak hiperaktif adalah memberikan pengobatan. Khususnya kalau hiperaktif sudah mengganggu aktivitas si kecil dan mengarah ke gangguan ADHD.
Pada umumnya, dokter akan meresepkan obat-obatan penenang seperti dexmethylphenidate, amphetamine, dan dextroamphetamin. Apabila dibutuhkan, dokter akan memberikan terapi bicara dan terapi kognitif untuk mengubah pola perilaku anak hiperaktif.
Meski anak hiperaktif tidak berkaitan dengan pola asuh orang tua, Mama tetap perlu memberikan parenting yang tepat. Salah satunya parenting yang memberikan contoh baik, tegas pada aturan, dan menghindari hukuman fisik maupun verbal.
Untuk mendukung tumbuh kembang dan kesehatan mentalnya, Mama dapat mengajak si kecil menerapkan gaya hidup yang sehat seperti olahraga. Cara tersebut dapat menjaga fokus dan konsentrasi si kecil. Ajarkan juga si kecil mengonsumsi makanan yang sehat, seperti menghindari kafein dan gula olahan. Dilansir dari laman WebMD, cara tersebut memicu anak lebih aktif lagi.
Tak kalah penting, untuk mendukung kesehatan mental si kecil, Mama dapat memberikan perawatan yang tepat. Salah satunya dengan memberikan produk skincare untuk memberikan perlindungan kulit dan tubuh lebih ekstra. Tak jarang, aktivitas berlebih dapat mengganggu sistem imun si kecil, sehingga dia mudah terkena flu atau demam.
Cara mengatasi anak hiperaktif selengkapnya dapat Mama simak pada artikel “Hiperaktif pada Anak adalah Hal Normal? Ini Penjelasannya!”.
Mulai sekarang Mama tidak perlu khawatir lagi kalau si kecil terlalu aktif beraktivitas. Untuk menjaga kesehatannya, Mama dapat memberikan produk cream penghangat seperti Gently Calming Baby Cream untuk menenangkan si kecil di saat tidak bisa tidur karena kelelahan atau meredakan batuk dan flu si kecil.
Gently Calming Baby Cream adalah produk calming cream no.1 yang terjual di Shopee. Produk premium yang baik untuk bayi baru lahir sampai anak-anak ini mengandung peppermint, lavender, dan aloevera yang dapat menghangatkan sekaligus memberi aroma terapi yang menenangkan. Tak perlu berlama-lama, demi kebaikan buah hati Mama, langsung saja dapatkan Gently Calming Baby Cream di sini!
Sumber:
https://ugm.ac.id/en/news/6648-hyperactive-children-are-not-by-any-mean-less-smart/
https://kidshealth.org/en/parents/adhd.html
https://www.verywellmind.com/adhd-diet-for-kids-foods-to-eat-and-foods-to-avoid-5225681
www.nhs.uk/conditions/attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd/symptoms/