Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
September 30, 2024 4 min read
Salah satu kebiasaan yang sering dilakukan orang tua adalah menerapkan pola parenting helicopter. Meski bermaksud baik untuk kehidupan anak, ketahui ciri-ciri dan dampak pola asuh ini untuk kehidupan anak, Mam!
Setiap orang tua pasti ingin memberikan pola asuh yang terbaik untuk si kecil. Termasuk bagi orang tua yang ingin memperhatikan segala aspek kehidupan si kecil atau menerapkan helicopter parenting. Orang tua dengan parenting tersebut ingin mengontrol segala permasalahan anak agar tidak terjadi hal berbahaya pada hidupnya. Masalahnya, apakah mengontrol kehidupan anak baik untuk masa depannya?
Sebelum menjawab, Mama perlu mengetahui apa itu helicopter parenting. Dilansir dari laman Parents, parenting helicopter adalah pola asuh yang memberikan perhatian ketat pada aktivitas dan pekerjaan anak. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi anak dari rasa sakit dan kekecewaan, bisa juga untuk membantu anak mencapai keberhasilan dalam hidupnya.
Kabarnya, istilah pola asuh parenting muncul dari buku Parents & Teenagers yang ditulis oleh Haim Ginott tahun 1969. Ginott menyebut, orang tua yang selalu ada di dekat anak mereka disebut helicopter parents. Istilah tersebut semakin terkenal dan masuk ke dalam bahasa inggris yang artinya, pengasuhan melebihi batas usia anak.
Demi kesehatan mental anak, perhatikan ciri-ciri dan dampak pola asuh helicopter di sini, yuk!
Istilah helicopter parenting identik dengan orang tua yang terlalu protektif dan suka campur tangan dengan urusan anak. Nah, berikut ini ciri-ciri pola asuh helicopter yang harus Mama ketahui.
1. Terlalu Protektif
Salah satu ciri orang tua helicopter adalah terlalu protektif dengan aktivitas anak. Orang tua selalu membuat jadwal kegiatan yang harus dilakukan si kecil, baik jadwal di rumah atau saat di sekolah. Orang tua yang protektif juga melarang anak bermain atau melakukan kegiatan yang dapat membahayakan kesehatan atau prestasi di sekolah. Dilansir dari laman WebMD, orang tua tipe ini rela mendatangi guru untuk menuntut nilai anak lebih baik lagi.
2. Mengontrol Proyek Anak
Ciri-ciri orang tua helicopter berikutnya adalah terlalu mengontrol proyek anak. Apabila si kecil sudah sekolah, orang tua akan memastikan anaknya mendapat teman atau guru tertentu. Terkadang, orang tua juga terlalu mengontrol proyek anak agar menghasilkan nilai maksimal.
Orang tua yang memiliki pola asuh helicopter juga terlihat dari karakternya yang sering mengambil tanggung jawab. Entah itu tanggung jawab dalam mengambil keputusan, tugas sekolah, atau masalah anak dengan teman-temannya. Tanpa disadari, hal tersebut dapat menghambat kemandirian anak dalam menyelesaikan masalah maupun tugas-tugasnya.
Mama percaya tidak, ciri parenting helicopter terlihat dari komunikasi yang tidak seimbang? Orang tua dengan karakter ini sering mendominasi pembicaraan, merasa paling benar, dan hanya sedikit memberikan ruang untuk anak mengungkapkan pendapatnya sendiri.
Pola asuh helicpoter sebenarnya karena kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Saking sayangnya, terkadang orang tua terlalu cemas kalau terjadi sesuatu pada si kecil. Misalnya, saat si kecil terjatuh, terluka, atau menangis. Tak heran kalau orang tua sering melarang si kecil melakukan aktivitas tertentu yang membahayakan dirinya.
Menjawab pertanyaan terkait bahaya tidaknya pola asuh helicopter. Apabila parenting ini terlalu menekan si kecil, hal tersebut dapat membahayakan mental hingga keterampilan sosial anak. Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa dampak yang harus Mama ketahui.
1. Perkembangan Akademik Lebih Lambat
Salah satu dampak helicopter parenting yang harus Mama perhatikan adalah dampak akademik. Sebuah penelitian dari laman WebMD menemukan, orang tua yang terlalu menekan anak usia 2-10 tahun dapat mempengaruhi keterampilan sosialisasi anak.
Ketika keterampilan sosial anak menurun, hal tersebut mempengaruhi prestasi anak di usia 10 tahun atau saat mereka sekolah. Sulitnya sosialisasi membuat si kecil sulit bertanya atau mengerjakan tugas bersama teman.
Dampak helicopter parenting berikutnya dapat mengganggu perkembangan emosi dan perilaku anak. Sebuah penelitian dari American Psychological Association menemukan, pola asuh orang tua yang terlalu mengontrol anak usia 2 tahun sangat berpengaruh pada perilaku anak. Pada usia 5 tahun kemungkinan si kecil memiliki sulit bersosialisasi dan menyampaikan emosi.
Siapa yang menyangka, pola asuh helikopter dapat menyebabkan masalah mental pada anak. Khususnya kalau orang tua terlalu mengontrol anak dan tidak membiarkan mereka mengambil keputusannya sendiri. Anak tersebut dapat tumbuh dengan ketidakpercayaan diri, sehingga anak rentan mengalami gejala kecemasan atau depresi. Mama pasti tidak mau hal ini terjadi pada si kecil kan?
Setelah mengetahui bahaya pola asuh helicopter, Mama sudah tahu pola asuh yang baik belum? Pada intinya, boleh-boleh saja membuat batasan atau aturan yang harus dipatuhi anak. Hal tersebut untuk melatih tanggung jawab dan kemandirian si kecil. Namun pastikan, Mama tetap memberikan kepercayaan si kecil untuk melakukan apa yang dia inginkan. Mengingat, anak bukanlah diri kita yang bisa kita atur semaunya.
Tidak hanya itu, Mama juga perlu menerapkan hubungan dua arah antara Mama dan anak. Salah satu contohnya adalah parenting otoritatif yang memberikan kesempatan anak untuk mengambil keputusan atau mengutarakan pendapatnya. Pola asuh tersebut dapat mengoptimalkan tumbuh kembang si kecil sekaligus mendukung kesehatan mentalnya.
Untuk tips parenting selengkapnya dapat Mama temukan di artikel “Parenting Menentukan Masa Depan Anak, Ini 7 Tips Menjalaninya!” ini, ya!
Selain memperhatikan pola asuh yang tepat untuk si kecil, jangan lupa untuk memperhatikan perawatan yang tepat. Salah satunya dengan memberikan Gently Hair Lotion Smooth Keratin yang mengandung bahan alami menyehatkan, seperti Celery, Beetroot Extract, & Candlenut Oil. Belum lagi kandungan ekstrak bit yang dapat melembapkan kulit kepala.
Apabila digunakan setiap hari, Gently Hair Lotion Smooth Keratin dapat mengatasi berbagai masalah rambut pada anak, seperti rambut kering, kusut, dan lepek. Hasilnya, rambut si kecil akan terlihat lebih berkilau, mudah ditata, dan wangi sepanjang hari. Demi kebaikan si kecil, dapatkan langsung hair lotion bayi di sini, yuk!
Sumber:
https://www.parents.com/parenting/better-parenting/what-is-helicopter-parenting/
https://www.apa.org/news/press/releases/2018/06/helicopter-parenting
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2516/jangan-sampai-terjebak-dalam-helicopter-parenting
https://www.parents.com/parenting/better-parenting/what-is-helicopter-parenting/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9176408/
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2516/jangan-sampai-terjebak-dalam-helicopter-parenting