0

Your Cart is Empty

  • Add description, images, menus and links to your mega menu

  • A column with no settings can be used as a spacer

  • Link to your collections, sales and even external links

  • Add up to five columns

  • 10 Penyebab Stunting pada Si Kecil, Orang Tua Wajib Tahu!

    April 08, 2024 4 min read

    Tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya terlahir stunting alias berperawakan kurus dan pendek. Sayangnya, sebagian dari kita tidak mengetahui jika faktor stunting terjadi sejak kehamilan sampai si kecil terlahir di dunia. Demi mendukung 1000 HPK anak, simak penyebab stunting ini, Mam!


    Anak dengan perawakan pendek dan tubuh kurus kadangkala jarang mendapat orang tua. Padahal, kondisi tersebut menandakan adanya masalah gizi kronis atau stunting. Mama sendiri sudah tahu bahaya stunting belum?

    Bagi yang belum tahu, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh ketidaksesuaian asupan makan dengan kebutuhan gizi si kecil. Sehat Negeriku mengatakan kasus stunting di Indonesia sendiri ada sekitar 21,6%. Terbilang cukup tinggi, ya, Mam!

    Dampak stunting tidak main-main untuk tumbuh kembang anak. Kemungkinan, anak yang kekurangan nutrisi mengalami hambatan perkembangan kognitif sampai motorik. Bahkan, saat dewasa anak beresiko mengalami gangguan metabolik yang menyebabkan stroke hingga jantung. 

    Gejala stunting secara fisik terlihat dari berat dan tinggi badan yang kurang dari usia normalnya. Secara kognitif anak juga terlambat   dari teman seusianya. Penjelasan selengkapnya terdapat pada artikel "Apa itu Stunting? Kenali Penyebab sampai Pencegahannya

    Melihat bahayanya stunting untuk anak, Mama perlu mengetahui penyebabnya. Ketahui selengkapnya di sini, Mam!

     

    1. Gizi Buruk sejak Hamil

    Salah satu penyebab stunting adalah kekurangan nutrisi sejak awal kehamilan. Penelitian dari National Library of Medicine menyebutkan, ibu hamil yang jarang mengonsumsi susu, vitamin, dan asam folat selama hamil berpeluang lebih besar mengandung anak stunting, hal ini karena kurangnya nutrisi untuk perkembangan janin.

    Untuk mendukung pertumbuhan janin dan metabolisme tubuh, wanita membutuhkan nutrisi yang cukup selama hamil. Setidaknya, Mama mendapatkan tambahan energi, vitamin, protein, dan mineral yang cukup. 

    2. Anemia

    Masih berkaitan dengan penyebab stunting sebelumnya. Kurangnya nutrisi pada ibu hamil menyebabkan anemia atau kondisi tubuh kekurangan sel darah merah. Anemia yang tidak segera diatasi dapat menghambat tumbuh kembang janin hingga menyebabkan bayi lahir stunting.

    Untuk mencegah anemia, ibu hamil membutuhkan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi. Kandungan tersebut dapat mendorong produk sel darah pada ibu hamil.

    3. Tidak Mendapat ASI

    Penyebab stunting berikutnya adalah tidak terpenuhinya ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Dilansir dari laman IDAI, ASI mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan bayi, seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Dengan terpenuhinya nutrisi tersebut, si kecil dapat terhindar dari malnutrisi.

    Menariknya lagi, ASI mengandung zat aktif yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh si kecil, seperti laktalbumin, lactoglobulin, kasein, hingga vitamin A, D, E, K. Makanya, para ahli kesehatan selalu menekankan orang tua memberi ASI eksklusif untuk bayi.

    4. MPASI kurang Bernutrisi

    Seiring bertambahnya usia si kecil, Mama perlu memberikan tambahan gizi yang tidak terdapat dalam ASI. Sayangnya, pemberian makanan MPASI yang tidak bernutrisi menyebabkan anak stunting, contohnya seperti makanan tinggi garam atau gula, ikan tinggi merkuri, atau makanan tinggi lemak.

    Demi kesehatan si kecil, Mama dapat memberikan MPASI yang lebih bergizi, diantaranya daging merah, daging ayam, telur, maupun ikan yang tinggi protein. Kandungan tersebut dapat mendukung tumbuh kembang si kecil

    5. Sanitasi Lingkungan Buruk

    Selain gizi buruk, masalah sanitasi atau kurangnya air bersih juga menjadi penyebab stunting di Indonesia. Bahkan, sebuah penelitian dari UNNES Journal menyebutkan, sanitasi buruk meningkatkan risiko stunting 5 kali lebih besar. Sebaliknya, sanitasi yang layak melindungi balita dari stunting hingga 70,6%.

    Pertanyaanya, apa hubungannya air bersih dengan stunting? Air bersih kita manfaatkan untuk mandi, buang air besar dan kecil, maupun untuk konsumsi sehari-hari. Sementara, air yang kotor menjadi tempat tumbuhnya patogen dan bakteri E.coli, hal ini menyebabkan berbagai penyakit yang mengganggu penyerapan gizi. 

    6. Diare

    Berhubungan dengan masalah sanitasi di atas, diare juga menjadi penyebab stunting pada balita. Menurut Kemenkes, hal tersebut karena kebersihan lingkungan dan personal yang buruk. Apabila telat disadari, diare yang berkepanjangan atau diare kronis menyebabkan terjadinya stunting.

    7. Bayi Lahir Prematur

    Siapa sangka stunting menjadi penyebab bayi lahir prematur? Ternyata, bayi prematur berisiko tinggi mempunyai berat badan lebih kecil daripada bayi lahir dengan normal. Bayi prematur umumnya mengalami kesulitan untuk menghisap atau menelan ASI ibu, hal tersebut menyebabkan tumbuh kembang si kecil mudah terganggu.

    8. Tidak Menjalankan Imunisasi

    Penyebab stunting berikutnya adalah tidak memenuhi jadwal imunisasi. Padahal, imunisasi sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh dari berbagai penyakit. Apabila si kecil mudah sakit, dia kesulitan mendapatkan nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembangnya, hal ini menyebabkan stunting.

    9. Kemiskinan

    Penyebab stunting berikutnya adalah kemiskinan. Orang tua yang berpenghasilan  rendah biasanya tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk makanan bernutrisi dan lingkungan yang sehat. Dikhawatirkan, hal ini menyebabkan gizi anak tidak terpenuhi dengan baik.

    10. Terbatasnya Layanan Kesehatan

    Terbatasnya layanan kesehatan untuk ibu hamil juga menjadi penyebab stunting pada si kecil. Lantaran, masih banyak orang tua yang belum paham tentang pemenuhan gizi selama hamil hingga saat si kecil lahir.

    Dikutip dari Warta Kesmas, setidaknya ada layanan ANC (Ante Natal Care) maupun pelayanan post natal care yang memberikan pelajaran lebih dini soal tumbuh kembang anak.

    Itulah beberapa penyebab stunting yang harus Mama waspadai sejak dini. Untuk mendukung tumbuh kembang si kecil, pastikan Mama memberi asupan makanan yang bernutrisi dan menjaga rumah tetap bersih.

    Supaya lebih maksimal, Mama dapat memberikan produk perawatan yang dapat digunakan untuk bayi hingga anak-anak. Gently adalah brand produk perawatan yang mengandung formula lembut dan didominasi bahan-bahan alami. Penggunaan Gently secara rutin dapat melindungi kulit si kecil dari iritasi, ruam, hingga kering. 


    Demi mendukung 1000 HPK si kecil, pastikan Mama hanya memilih produk dari Gently. Segera ketahui dan dapatkan produknya di sini, Mam!



    Sumber:

    https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Warta-Kesmas-Edisi-02-2018_1136.pdf 

    https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell

    https://idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-sebagai-pencegah-malnutrisi-pada-bayi

    https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8841971/#:~:text=Mothers%20who%20rarely%20consume%20milk,likely%20to%20get%20stunted%20child.

    https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/ 

    https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jppkmi/article/download/47243/19587/