Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
April 08, 2024 4 min read
Tak sedikit orang meragukan pencegahan stunting pada anak. Meski masalah stunting di Indonesia cukup kompleks, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan sejak dini. Mama sudah tahu pencegahannya?
Belakangan stunting menjadi perbincangan hangat di media sosial, lantaran upaya BKKBN menekan angka stunting hingga 14% di tahun 2024. Salah satu himbauannya adalah tidak menganjurkan kehamilan di atas usia 35 tahun. Dikhawatirkan usia tersebut dapat meningkatkan resiko komplikasi hingga stunting.
Terlepas dari banyaknya spekulasi kehamilan di atas 35 tahun, saat ini belum ada bukti kuat yang menghubungkan dua hal ini, Mam! Meski begitu, kita wajib melakukan pencegahan stunting dengan berbagai cara. Mama sudah tahu caranya belum?
Untuk menekan laju stunting semakin parah, berikut ini penjelasan sekaligus pencegahan stunting yang bisa Mama lakukan!
Sebelum membahas lebih jauh, Mama perlu mengetahui istilah stunting terlebih dulu. Menurut World Health Organization (WHO) stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan makan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi si kecil. Stunting ditandai dengan tubuh pendek pada anak usia di bawah 5 tahun.
Permasalahan tumbuh kembang pada anak dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya gizi buruk sejak hamil, anemia, tidak mendapatkan ASI, hingga tinggal di lingkungan tidak sehat. Informasi selengkapnya silahkan baca di "Apa itu Stunting? Kenali Penyebab sampai Pencegahannya"
Sementara itu, tanda-tanda stunting terlihat dari berat badan yang terlalu kurus dan tinggi badan terlalu pendek. Kalau dibandingkan dengan anak seusianya, si kecil terlihat lebih kecil atau lebih muda.
Pencegahan stunting tidak hanya dilakukan ketika si kecil sudah lahir di dunia, lo! Ternyata, kita dapat mencegah stunting sejak remaja sampai 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak. Untuk lebih jelasnya, berikut ini cara pencegahan yang dapat kita lakukan:
Salah satu masalah yang dialami remaja perempuan adalah anemia atau kekurangan zat besi. Kondisi ini menyebabkan penurunan imunitas hingga kebugaran remaja.
DIkutip dari Warta Kemas, dalam jangka panjang kondisi ini berdampak buruk kesehatan janin ibu, yakni memperbesar risiko bayi lahir prematur hingga berat bayi lahir rendah (BBLR). Kalau dibiarkan, anemia dalam jangka panjang juga menyebabkan anak terlahir stunting, lo!
Untuk mencegah dampak buruk di kemudian hari, remaja dapat mengonsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin C, asam folat, vitamin A, zinc, serta pemberian tablet darah (TTD).
Pencegahan stunting berikutnya adalah melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Mama dapat melakukan pemeriksaan pada dokter kandungan, dokter gigi, hingga dokter gizi.
Nantinya, dokter akan memberi saran nutrisi yang dibutuhkan Mama. Apabila ditemukan gejala anemia maupun berat badan janin rendah, dokter akan memberi penanganan langsung.
Masih berkaitan dengan pencegahan stunting sebelumnya, umumnya dokter akan memberi rekomendasi makanan maupun suplemen untuk mendukung kehamilan. Alih-alih mengonsumsi junk food, Mama dapat menggantinya sayur-sayuran, buah-buahan, daging merah, ikan, hingga kacang-kacangan.
Dilansir dari laman Kemenkes, ibu hamil perlu mencukupi kebutuhan zat besi, asam folat, dan yodium. Berikut ini rinciannya:
Siapa sangka, memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan dapat mencegah si kecil dari malnutrisi atau stunting. IDAI mengatakan, ASI mengandung nutrisi yang dibutuhkan si kecil, mulai dari protein, karbohidrat, lemak, hingga zat aktif yang bekerja untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Seiring bertambahnya usia, si kecil membutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mendukung tumbuh kembangnya. Makanya, Mama dapat memberikan MPASI yang tepat dan bergizi, contohnya seperti bubur sayur dan ikan atau puree alpukat.
Menu selengkapnya sudah pernah Mintly bahas pada artikel "Jenis Makanan yang Cocok untuk MPASI Pertama Si Kecil".
Tips pencegahan stunting yang lain adalah melakukan kunjungan rutin ke dokter atau layanan kesehatan. Selain memantau tumbuh kembang si kecil, cara ini dapat mendeteksi lebih dini kalau ada masalah kesehatan pada si kecil.
Untuk anak usia 0-12 bulan, setidaknya kontrol setiap satu bulan.
Sementara, untuk anak usia 1-3 tahun dapat melakukan pemeriksaan setiap 3 bulan. Memasuki usia 3-6 tahun, pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sekali.
Seiring berkembangnya zaman, semakin banyak penyakit yang membahayakan kesehatan si kecil. Itulah mengapa, Mama perlu memberikan imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh si kecil. Apalagi kondisi kesehatan mempengaruhi nafsu makan anak. Demi tumbuh kembang anak, jangan lupa jadwal imunisasi, Mam!
Mengatasi stunting juga membutuhkan persedian air bersih yang cukup. Dikutip dari Warta Kesmas, air bersih bermanfaat untuk kegiatan sanitasi rumah tangga. Air yang tidak tercemar bakteri dapat kita gunakan untuk mandi, cuci, kakus (MCK) maupun untuk konsumsi sehari-hari. Dengan begitu, si kecil jauh lebih sehat dan terhindar dari risiko stunting.
Tak boleh ketinggalan, Mama perlu menjaga kebersihan keluarga demi pencegahan stunting. Tanamkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah menyuapi si kecil makan.
Apabila orang tua tidak menjaga kebersihan, si kecil mudah terinfeksi bakteri yang menyebabkan diare. Apabila diare tidak berangsur membaik, kondisi ini meningkatkan risiko stunting.
Percaya atau tidak, menggunakan jamban yang tidak memenuhi syarat dapat mengganggu kesehatan si kecil. Setidaknya, jamabn sehat minimal jarak septic tank dan sumurnya sekitar 10 meter dari sumur. Apabila tidak dibatasi, risikonya menyebabkan masalah kesehatan seperti diare. Makanya, Mama harus berhati-hati, ya!
Itulah 10 pencegahan stunting pada anak. Untuk mendukung 1000 hari pertama kehidupan (HPK) si kecil tak cukup memberikan nutrisi dan memerhatikan kesehatan lingkungan. Pastikan Mama memilih produk perawatan yang tepat untuk menemani tumbuh kembangnya.
Salah satu produk perawatan untuk bayi baru lahir sampai anak-anak adalah Gently. Hadir dengan formula lembut dan dominasi bahan alami, rangkaian produk dari Gently sudah teruji secara klinis. Tak heran jika produk Gently dapat menghindari si kecil dari kulit kering, ruam, dan iritasi, sehingga si kecil tidak gampang rewel.
Demi kebahagian si kecil, ketahui dan dapatkan produk Gently di sini!
Sumber:
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-sebagai-pencegah-malnutrisi-pada-bayi
https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting