Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
Add description, images, menus and links to your mega menu
A column with no settings can be used as a spacer
Link to your collections, sales and even external links
Add up to five columns
September 30, 2024 3 min read
Helicopter parenting adalah pola asuh orang tua yang terlalu mengontrol kehidupan anak. Meski menunjukkan kasih sayang orang tua, pola asuh ini dapat mengganggu tumbuh kembang anak di masa depan. Simak dampak helicopter parenting selengkapnya di sini, yuk, Mam!
Seperti yang kita tahu, pengaruh parenting terhadap kesehatan mental masih menjadi hal yang tabu di Indonesia. Mengingat, masih banyak orang tua yang terlalu menekan anak agar menjadi seperti yang diharapkan orang tua. Hal ini seperti dampak helicopter parenting yang secara tidak sadar dapat menyebabkan tekanan mental hingga stres pada anak.
Dilansir dari laman National Library of Medicine, kehangatan emosional orang tua memiliki efek positif pada kesehatan mental anak. Begitu juga kalau anak mendapat penolakan dan perlindungan berlebih dari orang tua, hal tersebut menimbulkan efek negatif pada kehidupan anak di masa remaja, seperti menurunkan harga diri hingga masalah kesehatan mental.
Sebuah survei dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menemukan, satu dari tiga remaja usia 10-17 tahun mengalami masalah kesehatan mental. Hal tersebut seperti yang dilansir dari laman UGM, Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc., Sc.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran mengatakan kalau anak yang memiliki gangguan mental sulit melakukan aktivitas sehari-hari.
Mintly sangat yakin, Mama pasti tidak mau kesehatan mental si kecil terganggu kan? Untuk memutus budaya helicopter, simak dampak sekaligus pencegahannya sejak dini, yuk!
Istilah 'helicopter parenting' pertama kali diperkenalkan oleh Haim Ginott dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1969. Pola asuh ini dicirikan dengan pengawasan yang sangat ketat terhadap anak, di mana orang tua berusaha melindungi anak dari segala kegagalan dan kekecewaan. Meskipun niatnya baik, pola asuh ini seringkali menghambat pertumbuhan dan kemandirian anak. Mama pasti tidak mau kan?
Seperti yang sudah Mintly bahas sebelumnya, helicopter parenting memiliki dampak negatif untuk tumbuh kembang anak. Memang pola asuh ini menunjukkan kasih sayang orang tua, namun belum tentu baik untuk emosionalnya. Berikut ini beberapa dampak negatif yang perlu Mama ketahui.
Sebuah penelitian dari WebMD menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh helicopter cenderung memiliki kesulitan dalam bersosialisasi. Hal ini karena si kecil sulit berinteraksi dengan teman sebaya. Akibatnya, prestasi akademik mereka pun terpengaruh karena kesulitan berkolaborasi dengan teman dalam maupun guru dalam segala hal.
Setiap orang tua pasti ingin melindungi anak dari segala hal yang membahayakan dirinya. Sayangnya, terlalu protektif pada anak dapat mengganggu perkembangan emosionalnya sendiri. Kemungkinan si kecil sulit mengungkapkan perasaan dengan baik atau sekedar bersosialisasi dengan teman sebaya.
Dampak helicopter parenting berikutnya adalah mengganggu kesehatan mental anak. American Psychological Association menyebutkan, anak yang tumbuh dalam lingkungan yang terlalu terkontrol lebih risiko mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian. Hal tersebut karena si kecil merasa tertekan dan tidak bisa menyampaikan pendapatnya dengan baik.
Melihat dampak helicopter parenting untuk anak, Mama sudah tahu belum pola asuh yang terbaik untuk si kecil? Para ahli menyarankan orang tua memberikan pola asuh gentle parenting style authoritarian. Dilansir dari laman Mayo Clinic, pola asuh ini sering dianggap paling ideal karena memadukan fleksibilitas dan ketegasan orang tua. Anak dari gentle parenting tahu apa yang orang tua harapkan untuk mereka, lantaran orang tua menjelaskan alasan dan konsekuensi jika melanggarnya.
Tidak hanya itu saja, Mam! Anak-anak dari gentle parenting akan mendengarkan pendapat si kecil, mereka juga menghargai pengambilan keputusan si kecil. Hal tersebut karena orang tua dapat menyalurkan kasih sayang dan wibawanya dengan baik terhadap anak.
Manfaat gentle parenting dapat melatih anak lebih percaya diri, bertanggung jawab, ramah, memiliki jiwa ingin tahu, dan mampu mengelola emosi dengan baik. Jauh lebih baik dari helicopter parenting kan, Mam? Informasi seputar parenting selengkapnya dapat Mama simak di artikel Parenting Menentukan Masa Depan Anak, Ini 7 Tips Menjalaninya!” ini.
Setelah mengetahui dampak helicopter parenting untuk anak, jangan lupa memperhatikan perawatan kulit si kecil. Mintly sarankan untuk menggunakan Gently Hair Lotion Smooth Keratin yang dapat menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala si kecil. Produk satu ini mengandung bahan alami seperti seledri, ekstrak bit, dan minyak kemiri.
Kandungan bahan alami Gently Hair Lotion Smooth Keratin dapat merawat sekaligus mengatasi masalah rambut kering, kusut, dan rontok. Apabila digunakan rutin, hair lotion ini dapat membuat rambut semakin lembut, berkilau, dan wangi seharian. Jadi, si kecil semakin nyaman beraktivitas.
Cara penggunaan hair lotion dari Gently cukup mudah, Mama dapat mengoleskan hair lotion setelah keramas atau saat kondisi rambut dalam keadaan bersih. Demi kebaikan si kecil, dapatkan langsung hair lotion bayi di sini, yuk!
Sumber:
https://mcpress.mayoclinic.org/parenting/what-parenting-style-is-right-for-you/
https://www.parents.com/parenting/better-parenting/style/parenting-styles-explained/
https://www.apa.org/news/press/releases/2018/06/helicopter-parenting